Suatu
hari Kyai Slamet yang menyamar mendatangi beberapa orang yang sedang berkumpul.
Dilihat dari jauh, orang-orang itu kadang-kadang mendengarkan dengan serius
salah seorang yang lebih tua berbicara. Kadang-kadang mereka tertawa-tertawa.
Setelah Kyai Slamet bergabung, Orangtua yang berumur sekitar 50 an meliriknya
dan terus membicarakan perihal ilmu Hakekat dan berbagai keramat yang dimiliki
pengamalnya. Ternyata orangtua ini adalah salah satu pentolan jama’ah yang
mendalami ilmu Hakekat, ilmu yang sangat tinggi dalam islam. Ia tampak berusaha
agar orang-orang disekitarnya itu bergabung dengan jama’ahnya. Ia menjelaskan
kalau orang Hakekat itu tidak perlu sholat, puasa Ramadhan, dsb. Karena mereka
sudah menemukan Allohnya. Kyai Slamet diam saja, dalam hatinya berkata “ Hilang
kemana Alloh kok sampai ditemukan ??”. Beberapa orang mulai tertarik dengan
ulasan orangtua itu, yang akrab dipanggil abah. Apalagi ketika Abah
menceritakan pengalaman-pengalamannya berzina dengan beberapa wanita.
Orang-orang matanya berbinar-binar sambil tertawa-tawa. Kyai Slamet bertanya, “Lho, Bah Berzina kan tidak
boleh ?”. Si Abah melotot lalu berkata “ Kalau sampeyan tidak tahu ilmunya maka
itu zina namanya ” Kyai Slamet binggung, ilmu apaan yang bisa merubah haram
jadi halal, kalau urusan begituan ?”. Abah menjawab, “ Belajarlah padaku,
belajarlah padaku”. Lalu Abah mulai menceritakan sedikit caranya yang
didenarkan dengan antusias dan serius oleh orang-orang disekitarnya. Semua
tersenyum-senyum dan tampaknya berpikir untuk bergabung dengan jama’ah Abah.
Selain ke Alloh cepat, tidak perlu susah-susah sholat, ditambah bonus begituan
yang memikat. Kyai Slamet mendekat ke Abah sambil senyum-senyum. “ Bah, kalau
itu ku praktekkan ke anak gadismu berarti gak apa-apa ya ?” Kyai Slamet
beranjak pergi meninggalkan Abah yang tampak tolol terdiam. Sedang orang-orang
saling berpandangan menunjukkan keduannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar