Syekh Abu Said Abdulloh bin Abi 'Asrun bercerita;
"Aku datang ke Baghdad untuk belajar. biasanya kami sering mengunjungi orang-orang sholeh di sana. di sana kami dengar ada seorang wali ghoust yang dapat muncul sewaktu-waktu,Syekh Abu Yusuf Al Hamdani namanya. kami bertiga yang masih muda, aku, Syekh Ibnu Saqa' dan Syekh Abdul Qodir al Jaelani berkunjung kesana. sebelum kami sampai, dijalan Syekh Ibnu Saqa' berkata, "Aku akan mengajukan suatu pertanyaan yang tidak akan diketahui jawabannya ".lalu aku berkata, "Aku akan mengajukan pertanyaan yang akan kulihat bagaimanakah jawabannya ".sedang Syekh Abdul qodir al Jaelani berkata, "Aku berlindung kepada Alloh untuk mengajukan pertanyaan pada beliau, yang aku sendiri sangat berharap berkat beliau ".
Waktu kami tiba dirumah syekh Abu Yusuf, beliau tidak ada. setelah beberapa waktu, beliau muncul tiba-tiba. beliau memandangi syekh Ibnu Saqa' dengan tajam sambil marah, "Hai Ibnu saqa' apakah kau akan menanyakan yang tidak akan kuketahui jawabannya?, sungguh celaka kau. aku tahu bahwa engkau akan menanyakan demikian, adapun jawabannya adalah demikian "Syekh Abu Yusuf menerangkan isi pertanyaan dan jawabannya, lalu berkata, "Sungguh aku lihat dimulutmu tersembul tanda kekafiran ".
Kemudian beliau berkata padaku, "Hai Abdulloh, adakah engkau akan menanyakan persoalan untuk kamu lihat jawabannya? aku tahu pertanyaanmu demikian dan jawabannya adalah demikian. ketahuilah bahwa kelak kamu akan diuji dengan banyaknya kekayaan yang datang kepadamu, dikarenakan ketidak sopananmu terhadapku".
Selanjutnya beliau menoleh kepada Syekh Abdul Qodir al Jaelani yang waktu itu juga masih belia. Syekh Abdul Qodir al Jaelani dipersilahkan duduk didekatnya dan dikatakan padanya, "Hai Abdul Qodir, Alloh dan Rosul-NYA sangat senang dengan kesopanan mu, seolah -olah aku lihat anda kelak dikota Baghdad akan duduk memberikan pelajaran agama dihadapan santri-santri yang datang dari segala penjuru. sebenarnya kedua telapak kakiku ini berada diatas tengkuk setiap wali Alloh. kini aku lihat seolah -olah setiap wali yang ada dimasamu semuanya tunduk melihat keagunganmu".kemudian beliau menghilang tanpa kami ketahui kemana perginya.
Apa yang diucapkan oleh Syekh Abu Yusuf itu benar kenyataannya. dimana Syekh Abdul Qodir Al Jaelani telah muncul kekeramatannya dimana-mana. semua wali yang ada dimasanya mengakui ketinggian beliau.
Adapun Ibnu Saqa' dihari tuanya sibuk untuk mencari ilmu sampai tersohor kemana-mana ketinggian ilmunya dan kefasihannya dalam berdebat. ia mendapatkan kedudukan tinggi disisi Khalifah. sampai pada suatu kali ia diutus oleh Khalifah ke Kaisar Roma sebagai utusan diplomatik. para pembesar kerajaan Roma banyak yang takjub akan kefasihannya dalam berdiplomasi. dalam kesempatan itu Sang Kaisar ingin menguji keteguhan imannya. Kaisar menyuruh putrinya untuk merayu Ibnu Saqa'. akhirnya Ibnu Saqa' pun menaruh hati pada putri kaisar. sampai ia minta untuk dikawinkan dengan putrinya. namun sang kaisar menolaknya kecuali jika ia masuk kristen. demi untuk mempersunting sang putri, Ibnu Saqa' rela untuk masuk kristen. kemudian ia dikawinkan dengan sang putri kaisar. waktu sakit, ia dicampakkan oleh keluarga kaisar tersebut ditengah pasar agar mencari rizkinya sendiri. kebetulan ada seorang temannya yang masih mengenalnya. oleh sang teman, ia ditanya "Adakah anda masih hafal Al Qur'an? ".Ibnu Saqa' menjawab "Tidak, kecuali hanya 1 ayat saja ".
Waktu menghadapi sakarotul maut, setiap kali dihadapkan ke kiblat, ia selalu memalingkan wajahnya kearah lain. sampai ia mati dalam keadaan tidak mau menghadap ke kiblat. persis seperti yang dikatakan oleh Syekh Abu Yusuf Al Hamdani".
Selanjutnya Ibnu Abi 'Asrun berkata "Sedangkan aku sendiri di belakang hari pergi ke Damaskus. disana aku diangkat sebagai menteri yang mengurus badan waqaf. disaat itu banyak harta datang kepadaku dari segala penjuru persis seperti yang dikatakan oleh Syekh Abu Yusuf Al Hamdani ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar