Senin, 05 Desember 2016

Kuncinya itu Bismillah

Penarip, Mojokerto adalah suatu perkampungan kecil 1,5 km ke selatan dari alun-alun kota melalui jalan mojopahit yang ramai. disitu dahulu sekitar tahun 1935an ada sebuah pondok pesantren yang dipimpin seorang kyai sepuh bernama KH Ilyas. muridnya sangat banyak, kebanyakan berasal dari daerah Cirebon. diluar pagar pondok ada seseorang dari desa Surodinawan yang bernama pak Gito yang berjualan es ronde. bapak ini sangat dermawan, ia akan menggratiskan es nya bila yang beli adalah para santri. suatu hari, kyai menyampaikan tausiyah kepada murid-muridnya ,"Anak-anak, semuanya di Alam semesta ini, itu kuncinya adalah Bismillah".pak Gito yang mendengar perkataan kyai tersentuh hatinya sehingga hidayah langsung masuk yang membuatnya terus mengingat perkataan kyai tersebut. mulai hari itu, setiap apapun aktivitasnya,sekecil apapun kegiatannya, ia selalu memulainya dengan bacaan Basmallah. karena ia meyakini bahwa aktivitasnya adalah termasuk isi dari alam semesta.

Hingga suatu hari ,sungai surodinawan yang memisahkan Penarip dan surodinawan, meluap airnya. pak Gito yang biasa menyeberang melalui jembatan kayu yang sederhana kebingungan karena jembatan itu ikut hanyut terbawa arus air yang sangat deras. ia bingung bukan karena melihat kerugian modalnya karena jelas dagangannya akan utuh.tetapi ia memikirkan para santri nanti makan apa kalau tidak ada dirinya. di tengah kebingungannya, tiba-tiba ia teringat perkataan kyai tentang kunci alam semesta ini. pikirnya, bukankah bencana ini juga isi alam semesta? dengan yakin dan pasrah kepada Alloh swt, ia melafalkan kalimat Basmallah. Subhanalloh..., keajaiban terjadi. Pak Gito melihat di depannya mulai terbentuk suatu bangunan jembatan yang menghubungkan dimana dirinya berada dengan seberang. ia pun bergegas menyeberanginya. warga pondok terkejut sekali melihat pak Gito tetap bisa berjualan. mereka semua tahu kalau sungai sudah meluap, maka putus lah jalur ke dan dari surodinawan. para ustadz pun heran dan akhirnya hal itu dilaporkan kepada kyai. kyai segera mendatangi pak Gito yang masih sibuk melayani pembeli, "Pak Gito, nanti setelah selesai berjualan,aku ingin kerumah sampeyan "kata kyai. Pak Gito dengan gembira menyambutnya, "Nggih yai, nanti sama saja pulang nya".
Setelah habis dagangannya pak Gito pun mengajak kyai menuju rumahnya. sesampainya ditepi sungai yang masih meluap mereka berhenti. Kyai lalu bertanya, "Sekarang bagaimana, pak.disini tidak kulihat satupun jembatan ? ".pak Gito menoleh sambil tersenyum, "Kyai jangan khawatir. bukankah kyai pernah dawuh bahwa alam semesta ini kuncinya itu Bismillah. "pak Gito pun membaca Basmallah.ajaib,kembali sebuah jembatan terbentuk. "Kyai berjalan tepat di belakang saya saja "kata  pak Gito yang dituruti kyai. mereka pun dengan selamat sampai ke seberang. setelah agak lama ngobrol di rumah pak Gito, kyai pun pamit pulang. Kyai berkata. "Pak Gito, tolong antarkan aku pulang". pak Gito dengan heran bertanya. "Lho, kyai. bukankah panjenengan sudah tahu rahasianya menyeberangi sungai itu? ".kyai berkata, "Pak aku tahu kuncinya, tetapi sampeyan yang tahu cara menggunakan kunci itu ".pak Gito pun mengantar kyai pulang melewati jalur yang sama. setelah sampai, pak Gito berkata, "Kalau kyai membutuhkan saya, insyaalloh saya siap".

Bulan hajipun datang. kyai yang akan berangkat menunaikan ibadah haji ,memanggil pak Gito. "Pak aku akan berangkat haji. tentunya aku di sana akan lama .nanti kalau aku kangen dengan es ronde mu, bagaimana? ".
Pak Gito menjawab, "Tidak usah dipikirkan kyai. kyai tinggal memanggil saya saja ".

Subhanalloh... lagi-lagi keajaiban terjadi. bila di perjalanan atau di tanah suci kyai ingin es ronde buatan pak Gito. Kyai segera memanggilnya,"Pak Gito, bawakan satu mangkuk ronde ".sekonyong-konyong datanglah pak Gito dengan topi khas nya sambil berkaos oblong  membawa semangkuk ronde lalu kembali hilang. bila kyai selesai makan, maka dipanggillah kembali pak Gito dan dengan segera datanglah pak Gito mengambil mangkuknya lalu kembali hilang.

Wallohu a'lam

Author:pari 

Kamis, 01 Desember 2016

Yang penting akhirnya (Gus Miek, Kediri)

Gus Miek, seorang alim yang di bungkus Alloh swt dalam kenylenehan. kebijaksanaannya sering di luar logika manusia pada umumnya karena ia melihat rahasia kehidupan dengan cahaya Tuhan. tetapi apapun bungkusnya, alim tetaplah alim. Ilmu tak bisa di tutupi kecuali oleh kebodohan. dan kebodohan itu kembar identik dengan kita, sehingga kebanyakan orang-orang seperti kita tidak bisa mengerti apa yang dilakukan Gus Miek,kecuali setelah beberapa tahun kemudian.

Suatu hari, Gus Miek pergi bersama sopirnya, Pak Baha' ke daerah Gondang legi, Malang. di terminal, Gus Miek bilang ke pak Baha',sopirnya, "Pak, kamu lihat orang itu? ".Gus Miek menunjuk seorang pemuda dengan tubuh penuh tato. Pak Baha' melihat lalu mengangguk. Gus Miek meneruskan perkataannya, "Awasi saja ia, jangan dekati ".pak Baha' ,walau sering melihat keanehan bersama Gus Miek, tak ayal juga timbul rasa penasaran di dalam hati nya tentang pemuda yang di tunjuk Gus Miek. ia mencari siapa sebenarnya pemuda itu? setelah bertanya-tanya, ternyata pemuda itu adalah bos preman di daerah tersebut. sesuai pesan Gus Miek, pak Baha' hanya mengawasi saja pemuda itu. lama kelamaan, Pak Baha' melihat pemuda itu semakin hari ada yang berubah. ia tampak sering memakai sarung. dan ternyata ia mempunyai keinginan untuk berjumpa dengan Gus Miek. setelah berjumpa dengan Gus Miek, pemuda itu menangis ingin bertaubat. lalu Gus Miek mengibaskan tangannya ke tubuh pemuda itu,seketika rontoklah semua tato di tubuh pemuda itu .

Gus Miek tahu, walau pemuda itu preman takdirnya kelak ia akan menjadi seorang yang alim.
Kita tidak pernah tahu, kelak takdir kita menjadi orang celaka atau tidak. Perhatikan dan awasi saja dirimu yang penting akhirnya itu kita selamat.
Jadi jangan kagum dengan kelebihan orang lain,jangan mencibir kekurangan orang lain!!! Yang penting itu akhirnya.
Yaa Alloh biha Yaa Alloh biha Yaa Alloh bihusnul khotimah
(Wahai Alloh, dengan berkah namaMu. Wahai Alloh berilah kami akhir yang baik)

Wallohu a'lam

Author:pari 

Ta'dzimnya Kh Musthofa, Canggu

Desa Canggu, kecamatan Jetis, kabupaten Mojokerto terletak di baratnya hulu Kali Mas.berbatasan langsung dengan desa mliriprowo atau di baratnya pabrik tjiwi kimia, Sidoarjo.
Sekitar tahun 1930 an, desa Canggu di pimpin oleh seorang lurah bernama Singokerto yang biasa di panggil mbah lurah Singo. Mbah lurah mempunyai putra bernama Ngadimin. mbah lurah ini seorang yang bijaksana sehingga masyarakat menghormati dan segan kepada beliau. berbanding terbalik dengan putranya, Ngadimin. ia seorang maling, hampir tiap malam ia menyatroni rumah tetangganya. walau aksinya sering ketahuan warga, tetapi ia selalu lolos dari amuk massa. sebenarnya, bisa saja penduduk desa mengadukan ke bapaknya. tetapi warga, segan kepada mbah lurah. begitu juga mbah lurah, bukannya ia membiarkan tabiat anaknya yang meresahkan warga desa. mentang -mentang anaknya,maka ia membiarkan  saja kelakuan anaknya .mbah lurah bukan pemimpin seperti itu. tak henti-hentinya, mbah lurah menasihati dengan halus anaknya. tapi dasar anak bengal, Ngadimin seakan acuh saja. mbah lurah juga tak pernah bosan berdoa yang terbaik untuk anaknya.

Suatu sore, mbah lurah menemukan anaknya sedang melamun di teras pendopo rumahnya. ditegurlah oleh mbah lurah ,"Gus, tumben kok melamun. ada apa? ".mbah lurah memanggil putranya dengan panggilan Gus. yang merupakan kepanjangan dari Bagus.suatu harapan dan gambaran doa orang tua yang penuh kasih sayang ,yang penuh harap agar sifat putranya berubah menjadi lebih baik. seburuk apapun anak, jangan mendoakan dengan panggilan yang buruk. bukankah nama adalah doa? .itu teladan orang-orang dulu,yang sekarang sudah banyak di tinggalkan.dan ada satu alasan lagi, sebenarnya mbah lurah Singo agak segan dengan putranya itu. dulu sewaktu Ngadimin masih kecil .mbah lurah pernah memarahinya karena ia tidak membantu mbah lurah Singo yang mondar mandir mengangkat batang bambu yang panjang padahal sudah di suruh berkali-kali . tanpa banyak bicara, Ngadimin langsung memanggul semua batang bambu yang panjang dan besar itu dari pinggir jalan dimana bambu -bambu itu ditumpuk menuju ke belakang rumah dengan jarak yang cukup jauh. . mengangkatnya dan membawanya dengan mudah padahal tubuhnya kecil. jangankan anak kecil, orang dewasa pun akan kesulitan memanggul satu saja batang bambu itu.

Ngadimin menjawab, "Begini Bah, saya ingin menjadi orang sakti ".mbah lurah berkata, "Ingin sakti? untuk apa? ".dengan datar Ngadimin menjawab, "Biar tidak mudah terpergok ketika mencuri dan orang tidak bisa melihat ku kalau mereka mengepungku ".apa yang dikatakan mbah lurah? marahkah beliau mendengar perkataan anaknya ? tidak, orang bijak itu tak mudah marah. Mbah lurah menjawab, "Oh,, kalau cuma itu gampang Gus".dengan wajah ceria Ngadimin menatap ayahnya yang juga terkenal mempunyai kedigdayaan, "Benarkah Bah? lalu apa yang harus aku lakukan biar sakti? ".mbah lurah terdiam lalu berkata, "Tunggulah beberapa hari dulu, sekarang mandilah dulu!".Ngadimin menyanggupi lalu dengan gembira menuju ke dalam rumah untuk mandi.
Beberapa hari kemudian, mbah lurah meminta Ngadimin bersiap-siap untuk diajak pergi .di perjalanan Ngadimin tak berani bertanya kepada ayahnya kemana tujuan mereka sebenarnya . Beberapa jam kemudian sampailah mereka ke pondok Ndresmo atau Sidoresmo, Surabaya. kawasan yang terkenal dengan sebutan The Little Hadhromaut ,kawasan habaib berwajah jawa. yang mana ulama'-ulama' di sana merupakan keturunan Sayid Sulaiman Basyaiban. Mbah lurah sowan ke KH Abdurrahman Siddiq, salah satu kyai sepuh di sana. "Ada apa mbah lurah jauh-jauh ke sini? "tanya kyai. Mbah lurah menjawab , "Begini kyai, anak saya ini ingin sakti ".kyai menjawab, "Oh, mudah itu. putra ki lurah harus tinggal disini, sanggup? " .Ngadimin mengangguk. Mbah lurah pun pamit pulang.

"Nak, namamu siapa? "tanya kyai. "Ngadimin, kyai "jawab Ngadimin. "Kok, kedengarannya kurang enak. nanti kalau kamu dipanggil, yang terhormat panjenenganipun al mukarrom kyai haji... Ngadimin....orang-orang malah mentertawai kamu,kuganti saja biar lebih cocok. (Ngadimin cuma mengangguk )mulai sekarang namamu Musthofa bila nanti kamu di ajak kenalan teman-teman mu"kata kyai. Ngadimin hanya diam pasrah, ia cuma menunduk tidak berani menatap wajah kyai sepuh di depannya. Kyai melanjutkan perkataannya, "Nak, tugas mu adalah menjaga kayu penabuh beduk masjid pondok. jaga baik-baik jangan sampai hilang ".Musthofa menjawab, "Enggih yai, saya akan menjaganya ".

Keesokan nya, beberapa santri datang kepada kyai, "Maaf kyai, sejak kemarin kalau waktu sholat tiba, beduk tidak bisa di tabuh ".kyai bertanya, "Kenapa? ".santri-santri itu menjawab, "Soalnya kayu penabuhnya dibawa santri baru yang bernama Musthofa, ketika kami minta kayu itu. serta-merta ia menolaknya ".kyai manggut-manggut "Panggilkan Musthofa ".santri-santri segera memanggil Musthofa. Kyai berkata kepada Musthofa, "Nak, mulai sekarang. kalau waktu sholat tiba kamu tabuh beduk dengan kayu di tanganmu itu ".Musthofa menjawab, "Enggih yai".

Keesokannya, santri-santri datang lagi kepada kyai, "Maaf kyai, sekarang setiap akan sholat beduk mulai ditabuh Musthofa. tetapi, masak setelah menabuh beduk langsung ngeluyur pergi?".kyai mengerti maksud murid-muridnya, segera Musthofa dipanggil lagi, "Nak, bagus sekali kamu mau menabuh beduk. besok setelah beduk ditabuh, kamu adzan ya!".Musthofa menjawab, "Enggih,yai".mulai hari itu, terdengar adzan dari suara Musthofa yang kecil melengking dan tidak enak didengar .

Beberapa hari kemudian, santri-santri datang lagi .kyai bertanya, "Sekarang ada apa lagi? ".santri-santri menjawab, "Itu yai, setelah adzan. Musthofa langsung pergi ke biliknya lalu tidur".Musthofa dipanggil lagi, "Nak, terimakasih kamu mau adzan. besok setelah adzan kamu pujian sholawat dan iqomah sekalian , ya? ".Musthofa menjawab, "Enggih, yai".

Setiap hari, Musthofa adzan lalu pujian sholawat kemudian iqomah . ketika semua santri bersiap-siap sholat,lain halnya dengan Musthofa .ia langsung pergi menuju biliknya. hal itu membuat sebagian santri geregetan lalu melaporkannya kepada kyai. untuk kesekian kalinya, Musthofa di panggil kyai. "Nak, nanti kalau sudah selesai iqomah, kamu ikut sholat ya? "kata kyai. dengan ta'dzim Musthofa menjawab, "Enggih kyai".sekarang setiap sholat 5 waktu,Musthofa menabuh beduk, adzan, pujian, iqomah lalu ikut sholat berjamaah kemudian pergi. ternyata, apa yang dilakukan Musthofa masih saja kurang berkenan di hati beberapa santri itu. mereka pun lapor lagi kepada kyai. Musthofa pun di panggil lagi, "Nak, nanti setelah sholat jangan langsung pergi. kamu baca wirid dulu ".Musthofa menjawab, "Enggih, kyai ".dengan rajin Musthofa melakukan aktivitas nya itu,ternyata tidak ada satupun santri yang sanggup mengalahkan rajinnya Musthofa.sampai suatu hari, kyai mendatangi Musthofa lalu mengajarinya ilmu tentang wudlu, adzan, sholat dan macam-macamnya sholat, puasa, ritual haji serta berbagai wirid. ngaji tentang akhlak pun ia terima dari gurunya. mana yang baik dan buruk, yang halal dan haram .lama kelamaan, niat sebagai pencuri sakti hilang dari hatinya.

Genap setahun lebih, Musthofa di panggil lagi oleh kyai, "Nak, sekarang kamu boleh pulang. kamu sudah menjadi orang sakti. hanya orang sakti saja yang bisa selama setahun istiqomah 5 waktu sehari semalam menabuh beduk, adzan ,pujian, iqomah ,sholat berjamaah lalu membaca wirid kemudian mengaji. nanti kalau sudah sampai di rumah, tugas pertama mu adalah membangun masjid agar kamu bisa sakti terus. amalkan ilmumu, walau kamu mengaji ilmu sekitar rukun islam saja, tetapi itu sudah cukup bagimu ".Musthofa seperti biasanya menjawab, "Enggih kyai".ia tidak pernah menjawab pertanyaan gurunya dengan perkataan yang panjang.ia tidak banyak bertanya .apapun perintah gurunya tidak pernah ia bantah. ia merasa bodoh dalam hal mewujudkan cita-citanya menjadi orang sakti,tapi sekarang sakti versi gurunya.

Ketika pulang, ia menyampaikan pesan gurunya untuk membangun masjid kepada ayahnya. Mbah lurah kemudian berpikir menyulap sebagian pendoponya yang luas untuk dijadikan masjid. ia tidak ingin mencari lokasi lain untuk pembangunan masjid. bukan tanpa alasan, mbah lurah ingin mengawasi sekaligus mendampingi putranya berda'wah.setelah mengakui kealiman putranya, mbah lurah pun ikut mengaji kepada Musthofa bersama warga desa dan beberapa santri yang mulai berdatangan. lambat laun nama Musthofa terkenal di sekitar Canggu sebagai orang yang alim.

Beberapa tahun kemudian, santri-santri mbah Musthofa semakin banyak. ia ingin menunaikan ibadah haji ke tanah suci .keinginan itu ia sampaikan kepada ibundanya. sang ibu dengan arif menjawab, "Nak, bagi ibu kamu itu tetap Ngadimin bekas pencuri. kamu itu masih kotor, nak. sedangkan Mekkah Madinah itu suci. disana ada Ka'bah dan tempat bersemayamnya jasad Nabi Muhammad yang suci. ibu khawatir engkau akan mengotori tempat-tempat itu. ibu tidak akan mengizinkanmu ke sana sampai ibu tahu kamu sudah suci dan pantas kesana. besok malam buatlah balon yang besar dari tempelan kertas bersama murid-muridmu. taruh di pelataran masjid, dibawahnya taruh lilin agar balonmu bisa naik. lalu berdirilah melingkar bersama murid-muridmu di halaman masjid. awasi balonmu yang membumbung tinggi keatas sampai hilang dari pandangan kalian semua lalu bertepuk tangan lah kemudian lantunkan sholawat atas Nabi Muhammad "Yaa nabiy salam 'alaika". bila balon itu kelihatan kembali lalu turun ke tengah halaman masjid ini. berarti itu tanda kamu di terima oleh Alloh swt dan Rosululloh saw. ketika balon itu mulai naik keatas sampai hilang dari pandangan, semua santri mulai melantunkan sholawat sambil bertepuk tangan. keajaiban terjadi, dari atas awan balon mulai tampak dan perlahan-lahan turun kembali ke tempat semula di tengah pelataran masjid dimana para santri berdiri melingkar. melihat hal itu, maka dengan terharu ibundanya merestui Mbah Musthofa pergi naik haji.

Mbah Kyai Musthofa ,wali yang sangat kharismatik ini wafat sekitar tahun 1970an. masjidnya masih berdiri tegak disamping Mts Al Musthofa yang mempunyai model pendidikan yang baik dengan penekanan pada bahasa Inggris dan Arab .ada keunikan dibekas kamar pribadi Mbah Musthofa yang sekarang sudah di bongkar untuk dijadikan jalan pada gapura masuk masjid. di malam tertentu setiap jam 1 tengah malam, di area yang berukuran sekitar 2*3 meter itu tercium bau harum .
Semoga rahmat dari Alloh swt tercurah kepada beliau, orangtuanya beserta anak cucunya .dan berkah perjuangannya membuat rahmat Alloh swt meliputi daerah Canggu, khususnya dan daerah lain yang di dalamnya ada pejuang agama yang gigih. Aamiin

Wallohu a'lam,

Author:pari  

Jangan melihat dhohirnya (Mbah Kholil, Bangkalan)

Awal tahun 1900an, ada seseorang yang tinggal di Surabaya tidak percaya sama sekali dengan kewalian -kewalian. ia mengingkari semua keajaiban yang dianugerahkan Alloh swt kepada para waliNya.beberapa temannya yang bercerita tentang kewalian Mbah Kholil, Bangkalan pun ia sanggah. tapi kemanapun ia pergi, selalu saja ia mendengar cerita tentang kekeramatan mbah Kholil. lama kelamaan ia pun penasaran juga. ia memutuskan untuk pergi membuktikan kewalian Mbah Kholil. setelah menyeberang selat madura, sampailah ia dipondok Mbah Kholil menjelang magrib. ia pun bermaksud melaksanakan sholat di musholla pondok. ia tidak tahu wajah Mbah Kholil seperti apa. setelah mencari tahu, ia mendapat jawaban bahwa yang akan memimpin sholat magrib adalah Mbah Kholil sendiri. maka masuklah ke mihrab seorang tua bertubuh sedikit kurus dan tinggi berjubah serta berimamah putih dengan suara bariton, ia mulai memimpin jamaah sholat magrib. orang dari Surabaya itu mengambil tempat di barisan paling belakang.

Tetapi ketika Mbah Kholil membaca AlFatihah ,kedengarannya kurang fasih. pemuda itu terkejut karena hampir semua bacaan Mbah Kholil salah semua. dalam hatinya ia berkata, "Wali kok AlFatihah nya salah semua ".

Semilahirokmanirokim
Alkamdulillahirobilngalamin
Arokmanirokim
...
...
...
...waladnootniiiiitt

Semua jamaah menjawab,, Aamiin...
kecuali orang dari Surabaya. ia semakin kesal dengan Mbah Kholil. ia benar-benar semakin tidak percaya dengan adanya wali. maka ia mufarroqoh (memisahkan diri) dari jamaah dan mendirikan sholat magrib sendiri. karena sudah malam ia berencana kembali besok pagi dan menginap di musholla pondok tanpa ingin menemui Mbah Kholil. ketika sholat Isya' ,tanpa menunggu Mbah Kholil mengimami sholat lagi. bergegas ia mengerjakan sholat Isya' sendirian.

Keesokan harinya ia pun berangkat pulang. saat melewati sebuah sungai kecil yang jernih, hatinya tergerak untuk mandi sebentar di sungai itu. ketika pakaiannya ia lepas, menceburlah ia ke sungai. airnya terasa segar hingga ia merasa betah berendam di sungai itu. setelah dirasa cukup berendam, ia pun berniat keluar dari air. tetapi alangkah terkejutnya ia karena melihat seekor harimau yang besar sedang menduduki pakaiannya. dengan rasa takut ia mencoba mengusir harimau dengan berbagai cara. tetapi setiap usaha yang dilakukannya tidak membuat harimau itu terusik atau pergi. malahan semakin tampak marah sambil mengaum dengan membuka mulutnya lebar-lebar. orang itu tampak lebih ketakutan karena bisa saja harimau itu melompat ke air lalu menerkamnya. ia mulai melafalkan berbagai doa yang ia hafal sampai membaca ayat-ayat Alquran dengan suara fasih. tetapi tetap saja tidak mampu mengusir harimau itu.

Karena lama di dalam air,ia menggigil kedinginan. dengan putus asa ia berdoa, "Yaa Alloh, bila Mbah Kholil benar-benar waliMu sudah barang tentu AlFatihahnya bisa mengusir harimau ini ".ia pun membaca AlFatihah sebagaimana Mbah Kholil membacanya. ketika sampai bacaan, waladnooniit....
di luar dugaan, harimau itu lari terbirit birit ketakutan. setelah dirasa harimau itu sudah jauh, bergegas ia naik lalu memakai pakaiannya lalu kembali menuju pondok Mbah Kholil. baru saja ia menginjak halaman pondok, tiba -tiba dari arah pondok Mbah Kholil menyapanya dengan suara keras sambil melambaikan tangan kanannya, "Halo orang Surabaya, bagaimana waladnootniit nya? ".mendengar itu, buru-buru ia berlari lalu mencium tangan Mbah Kholil sambil meminta maaf. Mbah Kholil berkata, "Jangan memperhatikan dhohirnya saja, perhatikan juga batinnya".

Sesuatu yang kelihatan lucu, kelihatan sepele, kelihatan hina.bisa saja suatu saat nanti bagi Alloh swt dan abdi-abdinya yang sholeh sesuatu yang besar dan berharga.

Wallohu a'lam

Author:pari